Diposkan oleh Vhy_d's on Jumat, 17
Juni 2011
Apa yang ada dipemahaman orang umum khususnya di dunia pertambangan dan
konstruksi, surveyor adalah sekelas operator, hanya yang ini alat yang
dioperasikan adalah alat ukur. Dan tentu saja sangat memungkinkan hal itu
dipelajari oleh orang yang sebelumnya nol di bidang survey/pemetaan, seperti
orang yang belajar nyetir mobil. Awal mula karir surveyor berpengalaman
biasanya ia bekerja sebagai helper surveyor yang bertugas memegang tongkat
prisma/rambu, dan dengan bekal keingintahuan dan kesempatan dia mulai belajar
sedikit demi sedikit mengoperasikan alat ukur serta teknik-teknik dasar survey.
Hingga suatu waktu dia bisa mengoperasikan alat survey.Saat ada kesempatan
untuk menjadi seorang surveyor di suatu perusahaan, melamar lah dia dan
akhirnya diterima oleh perusahaan tersebut.Itulah yang bisa disebut sebagai
surveyor berpengalaman.
Surveyor sekolahan lain lagi ceritanya, mereka memang sudah berniat untuk
mendalami ilmu survey/pemetaan dari bangku sekolah, mulai dari tingkat D1
sampai S1. Khusus jenjang S1, sekolah survey/pemetaan dikenal sebagai Geodesi
dan sekarang sedang memperkenalkan nama barunya sebagai Geomatika. Saat ini
sudah ada beberapa perguruan tinggi yang mempunyai jurusan Geodesi/Geomatika,
sebut saja ITB, UGM, ITENAS Bandung, ITS Surabaya, ITN Malang, bahkan dulu
sempat ada di UNPAK Bogor. Nah, ilmu survey/pemetaan yang dipelajari di bangku
sekolah tersebut sangat detail dan kompleks.Apa yang dipelajari oleh para
surveyor berpengalaman adalah ilmu dasar yang diajarkan, pada tahap selanjutnya
diberikan berbagai macam aplikasi, cabang, dan ragam dari ilmu survey/pemetaan
baik itu pemetaan darat, pemetaan laut, pemetaan udara. Loh, emang udara bisa
dipetakan?Tentu saja bisa, dengan teknologi dan teknik pengukuran yang makin
canggih, kita bisa memetakan kandungan zat atau materi yang terdapat di
atmosfer.
Diposkan oleh Vhy_d's
Mungkin banyak orang awam yang belum
mengetahui apa itu keilmuan Geodesi & Geomatika (G & G) dan profesi apa
saja yang bisa digeluti oleh orang-orang yang menggeluti keilmuan Geodesi &
Geomatika. Memang bidang keilmuan ini belum diketahui secara luas oleh
masyarakat awam, akan tetapi keilmuan yang berada di lingkup G & G sangat banyak
dan tersebar di segala bidang, hanya orang-orang saja yang tidak mengetahui
bahwa pekerjaan itu termasuk ke dalam bidang G & G.
Mungkin ketika orang mendengar bahwa kita kuliah di Teknik G & G banyak
yang mengerutkan keningnya. “Apa itu Geodesi?”, “Kerja apaan di
Geodesi?”.Itulah beberapa pertanyaan yang mungkin terlontar dari orang-orang.
Indikasi lain bahwa bidang keilmuan G & G belum banyak dikenal bisa dilihat
dari jumlah peminat di PTN atau PTS, misalnya UGM. Sejak zamannya memilih
langsung jurusan waktu SPMB sampai sekarang yang “diasramakan” di masa-masa
TPB, G & G selalu menjadi prioritas terakhir (walaupun ada yang memilih
menjadi prioritas pertama).Itu karena ketidaktahuan mereka, tentu saja.
Padahal kalau saja mereka tahu dan banyak digalakan promosi tentang keilmuan
ini, peminat yang membludak adalah keniscayaan. Mengingat bahwa bidang keilmuan
ini mengalami dinamisasi sesuai dengan perjalanan zaman, perkembangan IPTEK dan
kesadaran umat manusia akan pentingnya informasi spasial. Ya, informasi spasial
merupakan modal dasar dalam keilmuan G & G, secara umum ilmu G & G
bergelut dengan koordinat segala objek yang berada di semesta ini sebagai
informasi spasialnya, yang tentu saja akan dipergunakan untuk berbagai
keperluan.
Dalam perkembangannya yang awal sekali ada adalah ilmu Geodesi, adapun
Geomatika merupakan jawaban dari perkembangan IPTEK dan peradaban umat manusia.
Geodesi adalah bidang ilmu inter-disiplin yang menggunakan
pengukuran-pengukuran pada permukaan Bumi serta dari wahana pesawat dan wahana
angkasa untuk mempelajari bentuk dan ukuran bumi, planet-planet dan satelitnya,
serta perubahan-perubahannya; menentukan secara teliti posisi serta kecepatan
dari titik-titik ataupun objek-objek pada permukaan bumi atau yang mengorbit
Bumi dan planet-planet dalam suatu sistem referensi tertentu; serta
mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk berbagai bidang aplikasi ilmiah dan
rekayasa menggunakan matematika, fisika, astronomi, dan ilmu komputer
Sedangkan Geomatika adalah suatu terminologi ilmiah modern yang mengacu pada
pendekatan terpadu dari pengukuran, analisis, pengelolaan, penyimpanan dan
penyajian deskripsi dan lokasi dari data yang berbasis muka bumi, yang umumnya
disebut data spasial. Geomatika muncul dalam konteks integrasi beberapa profesi
atau disiplin ilmu yang saling berhubungan dengan bidang geo-informasi.
Geomatika ada sebagai jawaban dari perkembangan yang pesat bidang geodesi, yang
menuntut adanya spesifikasi kajian dari implementasi ilmu geodesi yang
terintegrasi dengan ilmu lainnya untuk mengeksplor secara detail
geoinformasi.Dari sini kita dapat melihat bahwa Geodesi merupakan tatanan dasar
penting bagi Geomatika, terlepas dari kita ingin memilah-milah keberadan
keilmuan tersebut, atau tidak.
Berikut ini merupakan penjelasan dari sebagian kecil keprofesian kita.
> Pengukuran bidang Tanah
Ini merupakan pekerjaan khasdalam geodesi.Masyarakat tentu lebih mengetahui
pekerjaan ini disbanding pekerjaan geodesi lainnya. Ini merupakan pekerjaanyang
boleh dibilang kuno, pengukuran bidang tanah telah ada sejak zaman Firaun
berkuasadi Mesir. Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan koordinat ujung-ujung
persil tanah yang akan dibuat menjadi peta. Dari pengukuran ini bisa diketahui
luas persil tersebut, yang nantinya akan dipergunakan untuk keperluan
perpajakan seperti PBB, urusan jual beli tanah, keperluan informasi RTRW dan
RTRK, perekayasaan jalan, lingkungan dll. Institusi yang bergelut di bidang ini
yaitu BPN dan ada juga banyak perusahaan swasta.
Peralatan yang biasa digunakan adalah teodolit dengan berbagai tipe dari yang
kuno sampai yang paling modern seperti ETS dsb. Selain perkembangan alat,
metode pengukuran tanah pun berkembang, misalnya dengan menggunakan metode stop
and go dengan menggunakan GPS kinematik. Kelebihannya adalah bentuk/peta persil
bisa langsung didapatkan karena pengukuran bidang tanah dilakukan secara real
time.
> Sistem Navigasi.
Sistem navigasi yang dipergunakan mulai dari yang konvensional sampai
modern.Dari penggunaan geodesi astronomis, dengan menggunakan bintang dan
matahari untuk mengetahui posisi lintang dan bujur kita (φ dan λ) sampai
penggunaan satelit, seperti GPS, GLONASS, dan GALILEO.
Sistem navigasi ini dipergunakan oleh berbagai macam moda transportasi di bumi.
Kendaraan pribadi, pesawat terbang, kapal laut, kereta api bahkan peralatan
perang modern pun menggunakan sistem navigasi. Sistem navigasi ini beperan
dalam memandu objek yang sedang dalam perjalanan agar tidak tersesat.Dan bahkan
informasi posisi dalam pernavigasian sangat berharga untuk melakukan SAR secara
cepat ketika terjadi kehilangan kontak atau kecelakaan pada objek tersebut.
> Pencitraan Satelit.
Pencitraan satelit merupakan produk modern dalam keilmuan Geodesi.Penggunaan
citra satelit diantaranya adalah untuk keperluan militer (mata-mata),
identifikasi luas hutan, lahan komersial, pertanian, perkebunan, dan perikanan,
pengawasan kebakaran hutan, rekonstruksi bencana alam (tsunami, longsor) dll.
> Geodesi Satelit.
Geodesi Satelit dapat didefinisikan sebagai sub dari bidang ilmu geodesi yang
menggunakan bantuan satelit (alam ataupun buatan manusia) untuk menyelesaikan
problem-problem geodesi. Menurut Seeber (1993) Geodesi Satelit meliputi
teknik-teknik pengamatan dan perhitungan yang digunakan untuk memecahkan
problem-problem geodesi dengan menggunakan pengukuran-pengukuran yang teliti
ke, dari, dan antara satelit buatan yang umumnya dekat dengan permukaan
bumi.Geodesi satelit memiliki banyak aspek-aspek keilmuan, yang secara umum
diantaranya meliputi teori orbit, sinyal dan propagasi, dinamika satelit,
sistem waktu, sistem koordinat, dan lain-lain.
Sistem geodesi satelit tertua adalah sistem astronomi geodesi yang berbasiskan
pada pengamatan bintang, dan sampai saat ini masih digunakan meskipun terbatas
pada aplikasi-aplikasi tertentu saja.Sebagai contoh metode ini telah digunakan
sejak 1884 untuk penentuan lintang secara teliti di Potsdam.Disamping itu
metode astronomi geodesi ini juga sudah berkontribusi dalam pengamatan
pergerakan kutub (polar motion) sejak tahun 1890 (FGS, 1998).
Teknik fotografi satelit merupakan teknik geodesi satelit (buatan)
tertua.Metode fotografi satelit ini berbasiskan pada pengukuran arah ke
satelit, yaitu dengan pemotretan satelit berlatar bintang-bintang yang telah
diketahui koordinatnya.Dengan menggunakan jaringan kamera Baker-Nunn, metode
ini telah dimanfaatkan untuk menjejak satelit-satelit buatan generasi awal
seperti Sputnik-1 dan 2, Vanguard-1, dan GEOS-1 pada era 1957 sampai awal
1960-an; dan telah berhasil mengestimasi penggepengan serta bentuk “pear-shape”
7 dari Bumi.
Metode LLR (Lunar Laser Ranging) yang berbasiskan pada pengukuran jarak ke
Bulan dengan menggunakan sinar laser, mulai berkembang sejak tahun 1969, yaitu
sejak ditempatkannya sekelompok reflektor laser di permukaan Bulan oleh misi
Apollo 11. Metode yang prinsipnya sama dengan metode SLR (Satellite Laser
Ranging) ini, masih digunakan sampai saat ini. Sedangkan metode VLBI (Very Long
Baseline Interferometry) yang berbasiskan pada pengamatan gelombang radio yang
dipancarkan oleh kuasar pada dua lokasi pengamatan yang berjarak jauh, mulai
umum digunakan sejak tahun 1965 dan sampai saat sekarang ini masih dimanfaatkan
untuk aplikasi-aplikasi geodetik berketelitian tinggi.
Sistem satelit altimetri yang berbasiskan pada pengukuran jarak muka laut dari
satelit dengan menggunakan gelombang radar mulai berkembang pada tahun 1973,
dengan diluncurkannya satelit Skylab yang merupakan satelit pertama yang
membawa sensor radar altimeter.Sistem satelit altimetri ini terus dimanfaatkan
sampai saat ini dengan menggunakan misi-misi satelit terbaru seperti
Topex/Poseidon dan Jason, terutama untuk mempelajari karakteristik dan dinamika
lautan dan interaksinya dengan fenomena-fenomena atmosfir.
Dalam konteks sistem satelit navigasi, sistem TRANSIT (Doppler) adalah sistem
satelit navigasi yang pertama dibangun.Sistem ini didesain pada tahun 1958, dan
dinyatakan operasional pada tahun 1964 (untuk pihak militer) dan 1967 (untuk
pihak sipil).Pada saat ini sistem satelit ini praktis sudah tidak digunakan lagi,
tergantikan oleh sistem-sistem GPS dan GLONASS [Abidin, 2000]. Kalau
diringkaskan maka sistem-sistem yang masih banyak dimanfaatkan dalam bidang
geodesi satelit saat ini adalah sistem-sistem SLR, LLR, VLBI, satelit altimetri
dan satelit navigasi GPS dan GLONASS, InSAR, Satelit Gravimetrik (GOCE, GRACE)
dan nanti akan muncul Satelit Galileo.
Pemanfaatan sistem pengamatan geodesi satelit pada saat ini sangat luas
spektrumnya. Spektrum aplikasinya mencakup skala lokal sampai global, dari
masalah-masalah teoritis sampai aplikatif, dan juga mencakup matra darat,laut,
udara, dan luar angkasa. Contoh beberapa aplikasi geodesi satelit diantaranya
untuk bidang aplikasi geodesi global (penentuan parameter-parameter orientasi
Bumi,penentuan model dari Bumi, termasuk dimensi dari ellipsoid referensi
nya,penentuan model medan gaya berat Bumi, termasuk geoid globalnya,studi-studi
geodinamika,pengadaan kerangka referensi global, dan Unifikasi datum-datum
geodesi (termasuk datum regional, datum nasional, dan datum lokal)), studi
geodinamika (pengadaan jaringan pemantau untuk mempelajari pergerakan lempeng
(plate/crustal motions) ataupun sistem sesar (fault system),penentuan
parameter-parameter pergerakan kutub (polar motion) dan rotasi bumi (earth
rotation), dan penentuan parameter-parameter dari pasang surut bumi), penentuan
titik kontrol geodesi (pengadaan kerangka dasar titik-titik kontrol (nasional
maupun lokal), pembangunan jaringan titik kontrol 3-D yang homogen,analisa dan
peningkatan kualitas dari kerangka titik kontrol terestris yang
ada,pengkoneksian kerangka geodetik antar pulau, dan densifikasi dan
ekstensifikasi dari jaringan titik kontrol), navigasi dan geodesi kelautan
(navigasi dan penjejakan (tracking), baik untuk wahana darat, laut, udara,
maupun angkasa,penentuan posisi untuk keperluan survei pemetaan laut
(hidrografi, oseanografi, geologi kelautan, geofisika kelautan, eksplorasi,
eksploitasi,pengkoneksian antar stasion pasut (unifikasi datum
tinggi),penentuan SST (Sea Surface Topography), dan penentuan pola arus dan
gelombang).
Sumber : http://gd.itb.ac.id
> Earthquake Geodesy
Pada awal tahun 90-an, mulai dikenal istilah “Earthquake Geodesy”, yang dapat
dipaparkan secara umum sebagai kontribusi data geodetik dalam bidang kajian
gempa bumi. Interdisiplin ilmu bagi bidang seismologi ini dirasakan pengaruhnya
cukup positif dalam upaya untuk lebih memahami mekanisme dari fenomena kejadian
gempa bumi.Data geodetik (contoh data GPS dan InSAR) dapat mendokumentasikan
kejadian-kejadian deformasi dalam sebuah aktifitas gempa bumi seperti tahapan
akumulasi deformasi sebelum terjadi gempa bumi (interseismic deformation),
tahapan terjadinya ketidakmampuan kerak bumi dalam merespon akumulasi energi
deformasi kemudian menghasilkan gempa bumi (co-seimic deformation), tahapan
deformasi ketika release energy pasca gempa bumi (post-seismic) dan tahapan
lainnya.Hasil dokumentasi yang diberikan data geodetik tersebut telah
memberikan kontribusi yang besar bagi pemahaman secara fisik dari kejadian alam
yang berkaitan dengan masalah gempa bumi tersebut (Hudnut, 1994).
> Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG adalah sebuah sistem yang berkaitan dengan manajemen data spasial dan
data-data atributnya. Yang bekerja dengan menggunakan komputer yang melingkupi
kegiatan penggabungan data, penyimpanan data, editing, analisis, dan
visualisasi data dan informasi spasial. Atau dengan kata lain SIG ini merupakan
smart map, karena ia bisa menjadi alat yang efektif untuk melakukan berbagai
macam query yang interaktif (pengguna bisa memilih dan mencari data sendiri
dengan bebas), analisis data dan pengeditan data.
SIG bisa dipakai dalam berbagai macam kehidupan dan aktivitas, mulai dari
LSM-LSM yang mengurusi masalah lingkungan, dan sosial, keperluan komersial,
minyak dan gas, barang tambang lainnya, sekolah, institusi pendidikan, sampai
pada urusan politik bisa dibantu dengan menggunakan SIG ini. Produk lainnya
yang sedang berkembang adalah Google Earth, 3-D building dengan LIDAR, dll.
>Kerekayasaan Perairan
Dewasa ini banyak sekali pekerjaan di laut, misalnya pengeboran lepas pantai,
peletakan pipa dan kabel bawah laut, aktivitas penangkapan ikan, Early warning
system untuk keperluan mitigasi bencana alam di laut, dll.Kesemua aktivitas itu
tidak bisa lepas dari keilmuan G & G, seperti yang telah dijelaskan di
atas.Mulai dari koordinat, 3-D modeling, survey batimetrik, pengoperasian robot
bawah laut (ROV), pengukuran sedimentasi muara, sungai, dan danau, pemanfaatan
SIG, penggunaan GPS fish finder, dll.
Jadi siapa bilang profesi Geodesi & Geomatika terbatas atau hanya terbatas
pada kegiatan pengukuran bidang tanah.Anda semua bisa menyimpulkan sendiri
bahwa bidang keilmuan ini adalah bidang keilmuan yang dinamis dan bisa berada
di mana saja.Darat, laut dan udara, dari urusan sosial sampai politik, mitigasi
bencana sampai pada urusan komersial.Kerekayasaan sampai urusan migas dan
barang tambang.Satu hal yang pasti G & G tidak bisa dilepaskan dari
koordinat/informasi spasial.Dari sinilah bisa diturunkan banyak sekali
profesi-profesi yang memang sangat bermanfaat dan memperkaya peradaban manusia.
https://sites.google.com/site/pramukabrajasakti/survey-dan-pemetaan-1