Minggu, 24 Januari 2016

kisah mengharukan Rasulullah SAW dan Ukasyah RA



kisah mengharukan Rasulullah SAW dan Ukasyah RA
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa setelah dekat wahyu wafatnya, Rasulullah SAW memerintahkan Bilaal supaya adzan. Memangggil manusia untuk shalat berjamaah. Maka berkumpulah kaum muhajirin dan anshor ke Masjid Rasulullah SAW. Setelah selesai shalat dua rakaat yang ringan kemudian beliau naik ke atas mimbar lalu beliau mengucapkan puji dan sanjung kepada Allah SWT, dan kemudian beliau membawakan khutbahnya yang sangat berkesan, membuat hati terharu dan menangis mencucurkan air mata. Beliau berkata antara lain :
“sesungguhnya saya ini adalah Nabimu, pemberi nasehat, dan da’i  yang menyeru manusia  ke jalan Allah dengan izin-Nya. Aku ini bagimu bagaikan saudara yang menyayang dan bapak yang pengasih. Siapa yanng merasa teraniaya olehku diantara kamu semua, hendaklah dia bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qishas kepadaku sebelum ia melakukannya di hari kiamat nanti.”
Sekali dua kali beliau mengulangi kata-katanya itu, dan pada ketiga kalinya barulah berdiri seorang laki-laki bernama Ukasyah ibnu Muhsin’. Ia berdiri dihadapan Nabi SAW sambil berkata :
“ibuku dan ayahku yang menjadi tebusanmu ya Rasulullah. Kalau tidaklah karena engkau  telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu, tidaklah aku berani tampil untuk memperkenankannya sesuai dengan permintaanmu. Dulu, aku pernah bersamamu dimedan Perang Badar sehingga untaku berdampingan sekali dengan untamu, maka akupun turun dari atas untaku dan aku menghampiri engkau, lantas aku pun mencium paha engkau. Kemudian engkau mengangkat cambuk memukul untamu supaya berjalan cepat, tetapi engkau sebenarnya telah memukul lambung sampingku; saya tidak tahu apakah itu dengan engkau sengaja atau tidak ya Rasul Allah, apakah barangkali maksudmu dengan itu hendak melecut untamu sendiri ?”
Kemudian Nabi menyuruh Bilal supaya  pergi ke rumah Fatimah, “supaya fatimah memberikan kepadaku cambukku,”  kata beliau.
Bilal segera ke luar Masjid dengan tangannya diletakkan diatas kepalanya. Ia heran dan tak habis pikir,” Rasulullah memberikan mengambil kesempatan qishas  terhadap dirinya! “
Diketoknya pintu rumah Fatimah yang menyahut dari  dalam: “siapakah diluar?”
“saya datang kepadamu untuk mengambil cambuk  Rasulullah.” Jawab Bilal.
“duhai Bilal, apakah yang dilakukan ayahku dengan cambuk ini?” tanya Fatimah kepada Bilal.
“Ya Fatimah !Ayahmu memberikan kesempatan qishas terhadap dirinya,” Bilal menegaskan.
“siapakah pula gerangan orang itu yang sampai hati mengqishas Rasulullah?” tukas  Fatimah keheranan. Biarlah hamba saja yang menjadi ganti untuk dicambuk.
Bilal pun mengambil cambuk dan membawanya masuk ke Masjid, lalu diberikannya kepada Rasulullah, dan Rasulullah pun menyerahkannya ke tangan Ukasyah. Suasana mulai tegang, semua sahabat bergerak, semua berdiri. ‘jangankan dicambuk, dicolek saja, ia akan berhadapan dengan kami.’ Mungkin begitu mereka bicara dalam hati. Semua mata melotot. Memandang Ukasyah dan sebilah cambuk.
Saat itulah, Abu bakar dan Umar ra bicara, “hai Ukasyah ! kami sekarang berada dihadapanmu, pukul qishas-lah kami berdua, dan jangan sekali-kali engkau pukul Rasulullah SAW !”
Mungkin saat itu Umar meraba pedangnya. Seandainya saja diizinkan, akan aku penggal  kepala orang yang menyakiti Rasulullah.
Rasulullah  menahan dua sahabatnya. Berkata sang pemimpin yang dicintai ini:”duhai sahabatku, duduklah kalian berdua, Allah telah mengetahui kedudukan kamu berdua!”
Kemudian berdiri pula Ali bin Abi Thalib sambil berkata. Kali ini lebih garang dari sahabat Abu bakar:” hai Ukasyah ! aku ini sekarang masih hidup dihadapan Nabi SAW. Aku tidak sampai hati kalau melihat engkau akan mengambil kesempatan qishas memukul Rasulullah. Inilah punggungku, maka qishaslah aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tangan engkau sendiri!”
Ali tampil ke muka. Memberikan punggungnya dan  jiwa serta cintanya buat orang yang dicintainya. Subhanallah ... ia tak rela sang Rasul disakiti. Ia merelakan berkorban nyawa untuk sang pemimpin.
Nabi pun menahan.”Allah SWT telah tahu kedudukanmu dan niatmu, wahai Ali!”
Ali surut, bergantianlah tampil dua kakak beradik, Hasan dan Husein.”hai Ukasyah! Bukankah engkau telah mengetahui, bahwa kami berdua ini adalah cucu kandung Rasulullah, dan qishaslah kami dan itu berarti sama juga dengan mengqishas Rasulullah sendiri!”
Tetapi Rasulullah menegur pula kedua cucunya itu dengan berkata “duduklah kalian berdua, duhai penyejuk mataku!”
Dan akhirnya Nabi berkata: “ hai Ukasyah ! pukullah aku jikla engkau berhasrat mengambil qishas !”
“Ya Rasul Allah! Sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku sedang tidak lekat kain dibadanku,”kata Ukasyah. Kembali suasana menjadi semakin panas dan tegang. Semua orang berpikir,  apa maunya si Ukasyah ini. Sudah berniat mencambuk Rasul, ia malah  meminta Rasul membuka baju. Tanpa bicara, tanpa kata, Rasulullah membuka bajunya.
Semua yang hadir menahan nafas. Banyak yang berteriak sambil menangis, termasuk Ukasyah. Ada yang tertahan di dadanya. Ia segera maju melangkah, dan melepas cambuknya.
Kejadian selanjutnya tatkala Ukasyah melihat putih tubuh Rasulullah dan tanda kenabian di punggungnya, ia segera mendekap tubuh Nabi sepuas-puasnya sambil berkata:” tebusanmu adalah ruhku ya Rasulullah, siapakah yang tega sampai hatinya untuk mengambil kesempatan mengqishas engkau wahai Rasulullah ? saya sengaja berbuat demikian hanyalah karena berharap agar supaya tubuhku dapat menyentuh tubuh engkau yang mulia, dan agar supaya Allah SWT  dengan kehormatan engkau dapat menjagaku dari sentuhan api neraka.”
Akhirnya berkatalah Nabi SAW,”ketahuilah wahai para sahabat! Barang siapa yang ingin melihat penduduk Surga, maka lihatlah kepada pribadi laki-laki ini!”
Lantas bangkit berdirilah kaum muslimin beramai-ramai mencium Ukasyah diantara kedua matanya. Rasa curiga berubah cinta. Buruk sangka berubah bangga. Berkatalah mereka:”berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah SAWdi surga kelak!”

KEWALIAN DAN KAROMAH “ABAH GURU SEKUMPUL”



KEWALIAN DAN KAROMAH “ABAH GURU SEKUMPUL”
            Menurut Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dalam kitab “jami’u Karomatil Aulia” menyebutkan bahwa kata Al-Wali punya makna yang sama dengan Al-Qarib yang berarti orang yang dekat. Dalam khazanah tasawwuf, Wali adalah predikat atau pencapaian yang sangat tinggi dalam perjalanan  manusia, bahkan tertinggi yang dapat dicapai manusia biasa menuju Allah SWT.
            Derajat kewaliaan pada dasarnya tidak begitu saja diberikan, tetapi melalui  perjalanan panjang menuju sang Kholiq. Buah dari taqwa dan  taat yang dilakukan terus menerus. Dan untuk mencapai derajat itu orang harus melalui syari’at yang dijalani secara istiqamah, dilakukan dengan penuh penghayatan melalui tharekat, hingga menemukan  kedalaman hakekat.
            Imam Al-Qusyairi menyebutkan beberapa ciri-ciri seorang wali dalam kondisi kesadarannya, tidak sedang berasyik masyuk dengan  Allah, antara lain :
1.      Mengerahkan segala kemampuannya untukmemenuhi hak-hak Allah.
2.      Menyebarkan kasih sayang kepada segala makhluk, tanpa ada rasa benci.
3.      Konsisten menanggung penderitaan dan cobaan.
4.      Sangat berkeinginan agar semua makhluk ini selamat.
5.      Menghindarkan diri dari segala  yang menyusahkan orang lain.
Jika kita melihat keseluruhan perjalanan  hidup Guru Sekumpul, maka nampaknya beliau telah memenuhi klasifikasi seperti itu. Beliau telah diyakini sebagai Waliyullah. Tapi  benarkah beliau seorang wali ? hanya Allah dan para Wali-Nya yang tahu. Hanya saja kenyataan yang terlihat menunjukkan bahwa beliau mendapat pengakuan yang luas dikalangan Ulama sebagai Waliyullah.
Sebenarnya sejak masa kecil, sudah ada tanda-tanda bahwa beliau akan menjadi orang besar. Bahkan ketika beliau masih dalam kandungan banyak hal aneh yang terjadi. Diantaranya ketika itu ibu beliau melihat cahaya seperti bulan purnama turun menuju kepangkuannya. Saat mengandung tidak ada sedikit pun rasa berat, atau rasa sakit sampai beliau melahirkan. Ketika mengidam, jika ingin makan sesuatu, ibunda beliau selalu bermimpi diwaktu malamnya makan buah itu, sehingga dipagi harinya sudah  merasa puas.
Guru Sekumpul memang dikenal sejak kecil sebagai orang yang Mahfuzh, dijaga dari berbagai hal yang mengarah kepada kemaksiatan. Secara kasat mata, banyak kejadian yang menunjukkan hal itu. Beliaupun selama hidupnya tidak pernah ihtilam yaitu mimpi basah, yang menunjukkan tibanya  usia baligh. Baligh beliau hanya diketahui dengan usia.
Walhasil, sebagai seorang Wali, beliau dikaruniai karomah yang cukup banyak. Dan itu memang sudah menjadi rahasia umum, yang kesemuanya menunjukkan keabsahan maqam kewalian beliau. Diantara karomah beliau yang bisa disebutkan disini antara lain:
1.      Disuatu malam usai pengajian, yang pada saat itu masih di kampung Keraton, seperti biasa Guru seringkali masih duduk diruang tamu untuk melayani beberapa murid yang ingin menanyakan berbagai hal. Ketika  itu Guru bercerita tentang buah rambutan, yang saat itu belum musimnya. Tiba-tiba Guru meletakkan tangannya kebelakang, dan sesaat kemudian ditangan beliau telah ada buah rambutan yang masak, lalu beliau makan. Puluhan orang menyaksikan kejadian ini.
2.      Ditahun 1982 terjadi kemarau panjang diwilayah Martapura dan sekitarnya, yang menyebabkan sumur-sumur dan sumber air bersih kering. Hal  itu membuat sebagian masyarakat cemas. Melihat kondisi ini banyak orang yang datang dan minta do’akan kepada Guru Zaini  agar hujan segera turun. Ketika itu tiba-tiba beliau turun dari rumah, dan menuju ke sebatang pohon pisang yang masih kecil, dan menggoyang-goyang pohon pisang itu. Orang yang hadir saat itu bingung dengan apa yang dilakukan Guru Zaini, namun saat itu juga terjadi hujan yang sangat lebat.
3.      Sehari menjelang pelaksanaan Haul Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang berpusat didesa dalam pagar, jalanan ketempat acara digenangi banjir. Panitia sempat gelisah, karena jika banjir tetap terjadi hingga besok maka acara tidak berlangsung mulus, dan banyak orang yang tidak bisa hadir. Namun anehnya  ketika dihari pelaksanaan Haul menjelang Guru Zaini lewat jalan itu sudah bersih dari banjir. Dan sepulang Guru dari acara, jalan itu kembali digenangi  hingga beberapa hari.
4.      Suatu ketika di Keraton, Guru Zaini terima tamu. Tamu itu  pura-pura minta air yang dido’akan alias banyu tawar. Ketika berhadapan, ternyata orang itu memukul kearah Guru. Namun tiba-tiba orang itu terpental, kemudian duduk. Orang itu mencoba berdiri dan nampak  ingin melarikan diri, namun tidak bisa bergerak sedikitpun. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah dengan apa yang akan terjadi. Guru kemudian menyuruhnya pulang, baru dia bisa berdiri dan pulang.
5.      Tuan Guru H. M. Aini atau yang sering dipanggil Guru Ayan Pematang Karangan Rantau menceritakan bahwa saat beliau berkunjung ke Keraton, Guru Zaini berucap kepada Guru Aini :” Yan, ikam handak melihat kebesaran Allah Ta’ala kah ?. Guru Aini mengangguk mengiyakan. Seketika itu Guru Zaini yang sedang duduk bersila itu terangkat dari tempat duduknya hingga beberapa meter. Tidak lama kemudian turun kembali ketempat semula. Subhanallah .
6.      Suatu saat ditengah pengajian, Guru berdiri dan langsung berteriak:” Api, api, lakas pajahi,  pajahi”. Ternyata saat itu tengah terjadi kebakaran besar di Kotabaru, Pulau Laut.
7.      Suatu malam disekumpul, Guru tiba-tiba bicara pada isteri beliau, bahwa ia kepengen makan ikan baung. Sedangkan ikan itu biasanya dijual disiang hari saja dan saat itupun belum musimnya. Namun aneh, tak lama sesudah itu ada tamu entah dari mana yang datang yang menyerahkan ikan baung yang masih segar.
8.      Seorang jemaah pengajian yang rutindatang ke majlis Guru Zaini di Keraton, Guru Muhammad Tatakan, ketika ingin berangkat, tidak punya uang untuk ongkos taksi ke Martapura. Karena masih punya ayam yang meski itu satu-satunya, maka dijuallah ayam itu. Walhasil, akhirnya beliau siang minggu itu sudah di martapura, untuk sowan dengan  Guru. Kebetulan siang itu Guru lagi terima tamu. Sebelum Guru Muhammad ini bicara, guru sudah menyerahkan sejumlah uang sambil bilang:”ini gasan ganti ayam pian, dan gasan ongkos taksi pian”. Sang tamu cuma bisa melongo bingung dan  mengucap terima kasih.
9.      Masih di Keraton, saat itu majlis pembacaan kitab Tafsir Marahul Labid. Ada jemaah di luar rumah, persisnya dibawah pisang yang sedang merokok. Guru yang tengah membaca kitab langsung memberi teguran agar behenti merokok, padahal jaraknya cukup jauh dari Guru dan terlindung dinding rumah. Kejadian seperti ini  juga sering terjadi saat majlis sudah berpindah ke Sekumpul.
10.  Serombongan dari pulau garam Madura berkunjung kerumah Guru di sekumpul. Ketika mereka datang dan duduk, sambil setengah guyon Guru menyebut Profesi dan pekerjaan mereka satu persatu secara lengkap. Para tamu  itupun terkagum kagum dengan Mukasyafah yang dimiliki Guru.
11.   Salah seorang cucu KH. Muhammad Binuang (ayah penulis) saat akan memasang kerudungnya, jarum pentolnya digigit dimulut, dan tanpa sengaja tertelan dan masuk kedalam perut. Pihak keluarga dengan segera membawanya kerumah sakit, dan kesimpulan dokter bahwa solusinya harus dilakukan operasi. Tuan Guru KH. Muhammad Binuang, hari itu juga berangkat ke sekumpul untuk minta  air tawar dan do’a dari Guru Sekumpul. Setibanya di rumah sakit, air itu lalu diminumkan. Keajaiban pun terjadi, perut anak itu terasa mual, lalu muntah dan keluarlah jarum pentol itu bersama muntahnya. Dengan begitu, operasi tidak jadi dilaksanakan.
12.   Diceritakan oleh dua orang ulama kenamaan yaitu; KH. Ahmad Bakri Gambut dan KH. Khudhori Martapura, bahwa mereka dengan jelas melihat Guru Sekumpul melakukan prosesi ibadah haji di Mekkah, padahal saat itu Guru Sekumpul berada di Martapura. Dan dua orang ulama ini berangkat haji di tahun yang berbeda.

Itulah sebagian karomah Guru Sekumpul yang bisa diungkapkan disini. Semoga bermanfaat.

Sumber : buku figur karismatik Abah Guru Sekumpul  karya  KH. M. Anshary El Kariem
“di saat kisah orang-orang saleh dituturkan,  maka mengalirlah anugerah rahmat dari Allah.”
Imam Sufyan bin Uyayah
Ulama hadis Makkah (107-198 H)

Kamis, 07 Januari 2016

Untuk Para Penuntut Ilmu



“Al-‘ilmu fi Ash-shuduur,  Laa fii as-sutuur” (Ilmu itu di dalam dada, bukan didalam tulisan)
Suatu ketika Imam Al-Ghazali mengadakan perjalanan jauh untuk menuntut ilmu. Malangnya, ditengah perjalanan dari Jurjan ke Thus ia dihadang oleh segerombolan perampok. Barang-barang bawaannya habis dijarah. Namun yang paling disesalinya adalah buku-buku catatannya yang sangat berharga baginya turut dirampas oleh  para perampok itu. Padahal belum semuanya ia baca, sedangkan yang telah dibaca belum seluruhnya dihapal. Mengingat betapa berharganya buku-buku tersebut, Al-ghazali memberanikan diri membuntuti perampok itu dan meminta mereka untuk mengembalikan buku-bukunya, hingga akhirnya buku-buku itu dikembalikan.
Meskipun Al-ghazali berhasil mendapatkan kembali buku-bukunya, peristiwa ini memberikan pelajaran berharga baginya. Dari kejadian inilah Al-ghazali betapa ilmu itu benar-benar menjadi ilmu jika telah meresap kedalam jiwa, sebagaimana pepatah  arab “Al-‘ilmu fi Ash-shuduur,  Laa fii as-sutuur” (Ilmu itu di dalam dada, bukan didalam tulisan). Ilmu yang terkandung didalam buku akan sirna apabila buku itu hilang dan rusak. Dalam pengertian teknis, ilmu didalam dada itu bisa diartikan sebagai ilmu yang telah dihapal dan dimengerti sepenuhnya oleh orang yang bersangkutan serta tercermin dalam tingkah lakunya. Makanya, setibanya di Thus, beliau tidak menunda waktu untuk mempelajari catatan-catatan itu. “Setibadi Thus, aku bekerja selama tiga tahun hingga aku hafal semua yang aku tulis,” kata Imam Al-Ghazali.
Pentingnya mendalami ilmu sepertinya kurang disadari oleh masyarakat, khususnya di era digital sekarang ini yang ditandai dengan semakin banyaknya orang menggantungkan pengetahuan pada sumber-sumber informasi digital seperti internet. Hal ini karena teknologi informasi telah memberi kemudahan dalam mengumpulkan dan melacak sumber-sumber informasi. Sharing informasi antara pengguna komputer di media sosial yang tidak mengenal batas dan ruang waktu dirasa semakin intensif. Meski dihambat oleh berbagai peraturan mengenai hak cipta, tukar-menukar informasi ini nyaris tidak tertahankan.
Adanya kemudahan dalam mengakses sumber-sumber informasi ini telah membuat semua orang berada di level yang sama dalam mengakses informasi. Orang tua dan anak-anak, guru atau murid, orang kaya atau miskin, profesor atau pedagang, semuanya dapat mengakses informasi yang nyaris sama. Dan dengan semua kemudahan inilah, mereka semua merasa telah menguasai ilmu karena bisa mengakses sumber informasinya,  padahal mereka belum tentu memahaminya.
Akibatnya, sebagian orang menganggap sepele kebiasaan belajar yang serius. Misalnya tradisi menghapal sebagaimana banyak dipraktekkan di dunia pesantren yang dianggap oleh sebagian orang sebagai tradisi kolot. Mereka berpendapat, untuk apa repot-repot menghapal  karena akses kepada sumber informasi seperti buku dan internet sudah sangat mudah. Dengan mesin pencari otomatis seperti Google, Yahoo, atau Bing segala macam informasi bisa diperoleh dengan dengan cepat. Namun, coba kita bayangkan, bagaimana kalau suatu saat internet tidak beroperasi, misalnya karena rusaknya  saluran telekomunikasi, atau ditutupnya akses pada informasi itu, atau tiadanya sambungan arus listrik? Situasi ini sebenarnya tidak berbeda dengan situasi ketika Al-Ghazali kehilangan buku-bukunya.
Kemudahan mengakses informasi ini telah membuat orang sekarang sangat sibuk mengumpulkan informasi, sehingga melupakan proses belajarnya. Para mahasiswa men-download segala macam  buku, tetapi hanya secuil yang dibaca. Pengguna telepon genggam atau komputer jinjing (notebook, netbook, pc tablet, dll) menyimpan berbagai macam bacaan mulai Al-Qur’an, kitab tafsir, hadits dan karya-karya ulama lainnya. Mereka membagakan kemampuan mereka dalam mengumpulkan dan menyimpan informasi melebihi sebuah perpustakaan yang berkapasitas ribuan buku hanya dengan satu keping DVD. Namun, berapa banyak yang benar-benar serius menelaahnya hingga benar-benar memahaminya, ataupun menghapalnya ?
Orang-orang zaman dahulu mungkin hanya memiliki satu atau dua buku di rumahnya, tetapi mereka mempelajarinya dengan sangat serius. Mereka menjiwai betul isi buku tersebut sampai-sampai mereka hapal isinya, kata demi kata hingga titik komanya, sehingga isi buku itu benar-benar mewarnai jiwa mereka. Sebaliknya orang zaman sekarang mempunyai segudang sumber informasi, tetapi tak ada satu pun yang benar-benar dikuasainya. Hal ini menunjukkan banyaknya sumber informasi yang dimiliki tidak berbanding lurus dengan  banyaknya ilmu yang dipahami.
Para ulama dan cendekiawan muslim zaman dahulu juga terbiasa menyimpan ilmu di dalam pikirannya dan terlalu menggantungkan diri pada buku. Makanya menghapal Al-Qur’an dan sekian ribu hadits merupakan kemampuan standar kaum  terpelajar di zaman itu. Imam Bukhari diperkirakan hafal 600 ribu hadits berikut perawinya. Al-Nisaburi mendiktekan tafsir Al-Qur’an langsung dari ingatannya. Al-Bawardi , seorang ahli bahasa, mendiktekan langsung dari ingatannnya tentang masalah linguistik sebanyak 30 ribu halaman. Abu Bakar bin Al-anbari mendiktekan 45 ribu halaman hadits dan mengaku hapal tiga puluh buku.
Bagi orang sekarang kemampuan itu terasa fantastis, mungkin banyak yang tidak mempercayainya. Namun, semua itu sebenarnya bukan hal yang aneh karena mereka memang terbiasa mengingat segala sesuatu dengan tidak terlalu menggantungkan diri kepada buku atau catatan, semua itu karena ilmu mereka ada didalam jiwa, bukan didalam tulisan, apalagi media digital.

Dikutip dari buku inilah! Wasiat Nabi bagi Para Penuntut ilmu karya Dr. Wendi Zarman dan K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhiid sebagai pengantar.

Selasa, 05 Januari 2016

sedikit tentang Geodesi



Diposkan oleh Vhy_d's on Jumat, 17 Juni 2011
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpF4mZSCG1W-KtoFlaAwQRD9HSrrkfWoqGXaPBs6rzv7xMRj-JJKtoOOGXB_iZwDMEy-XKg2LCcJMiuG6ZrzLUU5VItNlwGFxNukBksuNUikJCCEKGpNN1Qx6PJgEbGcEU1nM19zxxEgU/s1600/Cartoon-Surveyor-1.png

Apa yang ada dipemahaman orang umum khususnya di dunia pertambangan dan konstruksi, surveyor adalah sekelas operator, hanya yang ini alat yang dioperasikan adalah alat ukur. Dan tentu saja sangat memungkinkan hal itu dipelajari oleh orang yang sebelumnya nol di bidang survey/pemetaan, seperti orang yang belajar nyetir mobil. Awal mula karir surveyor berpengalaman biasanya ia bekerja sebagai helper surveyor yang bertugas memegang tongkat prisma/rambu, dan dengan bekal keingintahuan dan kesempatan dia mulai belajar sedikit demi sedikit mengoperasikan alat ukur serta teknik-teknik dasar survey. Hingga suatu waktu dia bisa mengoperasikan alat survey.Saat ada kesempatan untuk menjadi seorang surveyor di suatu perusahaan, melamar lah dia dan akhirnya diterima oleh perusahaan tersebut.Itulah yang bisa disebut sebagai surveyor berpengalaman.

Surveyor sekolahan lain lagi ceritanya, mereka memang sudah berniat untuk mendalami ilmu survey/pemetaan dari bangku sekolah, mulai dari tingkat D1 sampai S1. Khusus jenjang S1, sekolah survey/pemetaan dikenal sebagai Geodesi dan sekarang sedang memperkenalkan nama barunya sebagai Geomatika. Saat ini sudah ada beberapa perguruan tinggi yang mempunyai jurusan Geodesi/Geomatika, sebut saja ITB, UGM, ITENAS Bandung, ITS Surabaya, ITN Malang, bahkan dulu sempat ada di UNPAK Bogor. Nah, ilmu survey/pemetaan yang dipelajari di bangku sekolah tersebut sangat detail dan kompleks.Apa yang dipelajari oleh para surveyor berpengalaman adalah ilmu dasar yang diajarkan, pada tahap selanjutnya diberikan berbagai macam aplikasi, cabang, dan ragam dari ilmu survey/pemetaan baik itu pemetaan darat, pemetaan laut, pemetaan udara. Loh, emang udara bisa dipetakan?Tentu saja bisa, dengan teknologi dan teknik pengukuran yang makin canggih, kita bisa memetakan kandungan zat atau materi yang terdapat di atmosfer.
Diposkan oleh Vhy_d's
Mungkin banyak orang awam yang belum mengetahui apa itu keilmuan Geodesi & Geomatika (G & G) dan profesi apa saja yang bisa digeluti oleh orang-orang yang menggeluti keilmuan Geodesi & Geomatika. Memang bidang keilmuan ini belum diketahui secara luas oleh masyarakat awam, akan tetapi keilmuan yang berada di lingkup G & G sangat banyak dan tersebar di segala bidang, hanya orang-orang saja yang tidak mengetahui bahwa pekerjaan itu termasuk ke dalam bidang G & G.

Mungkin ketika orang mendengar bahwa kita kuliah di Teknik G & G banyak yang mengerutkan keningnya. “Apa itu Geodesi?”, “Kerja apaan di Geodesi?”.Itulah beberapa pertanyaan yang mungkin terlontar dari orang-orang. Indikasi lain bahwa bidang keilmuan G & G belum banyak dikenal bisa dilihat dari jumlah peminat di PTN atau PTS, misalnya UGM. Sejak zamannya memilih langsung jurusan waktu SPMB sampai sekarang yang “diasramakan” di masa-masa TPB, G & G selalu menjadi prioritas terakhir (walaupun ada yang memilih menjadi prioritas pertama).Itu karena ketidaktahuan mereka, tentu saja.

Padahal kalau saja mereka tahu dan banyak digalakan promosi tentang keilmuan ini, peminat yang membludak adalah keniscayaan. Mengingat bahwa bidang keilmuan ini mengalami dinamisasi sesuai dengan perjalanan zaman, perkembangan IPTEK dan kesadaran umat manusia akan pentingnya informasi spasial. Ya, informasi spasial merupakan modal dasar dalam keilmuan G & G, secara umum ilmu G & G bergelut dengan koordinat segala objek yang berada di semesta ini sebagai informasi spasialnya, yang tentu saja akan dipergunakan untuk berbagai keperluan.

Dalam perkembangannya yang awal sekali ada adalah ilmu Geodesi, adapun Geomatika merupakan jawaban dari perkembangan IPTEK dan peradaban umat manusia. Geodesi adalah bidang ilmu inter-disiplin yang menggunakan pengukuran-pengukuran pada permukaan Bumi serta dari wahana pesawat dan wahana angkasa untuk mempelajari bentuk dan ukuran bumi, planet-planet dan satelitnya, serta perubahan-perubahannya; menentukan secara teliti posisi serta kecepatan dari titik-titik ataupun objek-objek pada permukaan bumi atau yang mengorbit Bumi dan planet-planet dalam suatu sistem referensi tertentu; serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk berbagai bidang aplikasi ilmiah dan rekayasa menggunakan matematika, fisika, astronomi, dan ilmu komputer

Sedangkan Geomatika adalah suatu terminologi ilmiah modern yang mengacu pada pendekatan terpadu dari pengukuran, analisis, pengelolaan, penyimpanan dan penyajian deskripsi dan lokasi dari data yang berbasis muka bumi, yang umumnya disebut data spasial. Geomatika muncul dalam konteks integrasi beberapa profesi atau disiplin ilmu yang saling berhubungan dengan bidang geo-informasi.

Geomatika ada sebagai jawaban dari perkembangan yang pesat bidang geodesi, yang menuntut adanya spesifikasi kajian dari implementasi ilmu geodesi yang terintegrasi dengan ilmu lainnya untuk mengeksplor secara detail geoinformasi.Dari sini kita dapat melihat bahwa Geodesi merupakan tatanan dasar penting bagi Geomatika, terlepas dari kita ingin memilah-milah keberadan keilmuan tersebut, atau tidak.
Berikut ini merupakan penjelasan dari sebagian kecil keprofesian kita.

> Pengukuran bidang Tanah
Ini merupakan pekerjaan khasdalam geodesi.Masyarakat tentu lebih mengetahui pekerjaan ini disbanding pekerjaan geodesi lainnya. Ini merupakan pekerjaanyang boleh dibilang kuno, pengukuran bidang tanah telah ada sejak zaman Firaun berkuasadi Mesir. Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan koordinat ujung-ujung persil tanah yang akan dibuat menjadi peta. Dari pengukuran ini bisa diketahui luas persil tersebut, yang nantinya akan dipergunakan untuk keperluan perpajakan seperti PBB, urusan jual beli tanah, keperluan informasi RTRW dan RTRK, perekayasaan jalan, lingkungan dll. Institusi yang bergelut di bidang ini yaitu BPN dan ada juga banyak perusahaan swasta.

Peralatan yang biasa digunakan adalah teodolit dengan berbagai tipe dari yang kuno sampai yang paling modern seperti ETS dsb. Selain perkembangan alat, metode pengukuran tanah pun berkembang, misalnya dengan menggunakan metode stop and go dengan menggunakan GPS kinematik. Kelebihannya adalah bentuk/peta persil bisa langsung didapatkan karena pengukuran bidang tanah dilakukan secara real time.

> Sistem Navigasi.
Sistem navigasi yang dipergunakan mulai dari yang konvensional sampai modern.Dari penggunaan geodesi astronomis, dengan menggunakan bintang dan matahari untuk mengetahui posisi lintang dan bujur kita (φ dan λ) sampai penggunaan satelit, seperti GPS, GLONASS, dan GALILEO.

Sistem navigasi ini dipergunakan oleh berbagai macam moda transportasi di bumi. Kendaraan pribadi, pesawat terbang, kapal laut, kereta api bahkan peralatan perang modern pun menggunakan sistem navigasi. Sistem navigasi ini beperan dalam memandu objek yang sedang dalam perjalanan agar tidak tersesat.Dan bahkan informasi posisi dalam pernavigasian sangat berharga untuk melakukan SAR secara cepat ketika terjadi kehilangan kontak atau kecelakaan pada objek tersebut.

> Pencitraan Satelit.
Pencitraan satelit merupakan produk modern dalam keilmuan Geodesi.Penggunaan citra satelit diantaranya adalah untuk keperluan militer (mata-mata), identifikasi luas hutan, lahan komersial, pertanian, perkebunan, dan perikanan, pengawasan kebakaran hutan, rekonstruksi bencana alam (tsunami, longsor) dll.

> Geodesi Satelit.
Geodesi Satelit dapat didefinisikan sebagai sub dari bidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit (alam ataupun buatan manusia) untuk menyelesaikan problem-problem geodesi. Menurut Seeber (1993) Geodesi Satelit meliputi teknik-teknik pengamatan dan perhitungan yang digunakan untuk memecahkan problem-problem geodesi dengan menggunakan pengukuran-pengukuran yang teliti ke, dari, dan antara satelit buatan yang umumnya dekat dengan permukaan bumi.Geodesi satelit memiliki banyak aspek-aspek keilmuan, yang secara umum diantaranya meliputi teori orbit, sinyal dan propagasi, dinamika satelit, sistem waktu, sistem koordinat, dan lain-lain.

Sistem geodesi satelit tertua adalah sistem astronomi geodesi yang berbasiskan pada pengamatan bintang, dan sampai saat ini masih digunakan meskipun terbatas pada aplikasi-aplikasi tertentu saja.Sebagai contoh metode ini telah digunakan sejak 1884 untuk penentuan lintang secara teliti di Potsdam.Disamping itu metode astronomi geodesi ini juga sudah berkontribusi dalam pengamatan pergerakan kutub (polar motion) sejak tahun 1890 (FGS, 1998).

Teknik fotografi satelit merupakan teknik geodesi satelit (buatan) tertua.Metode fotografi satelit ini berbasiskan pada pengukuran arah ke satelit, yaitu dengan pemotretan satelit berlatar bintang-bintang yang telah diketahui koordinatnya.Dengan menggunakan jaringan kamera Baker-Nunn, metode ini telah dimanfaatkan untuk menjejak satelit-satelit buatan generasi awal seperti Sputnik-1 dan 2, Vanguard-1, dan GEOS-1 pada era 1957 sampai awal 1960-an; dan telah berhasil mengestimasi penggepengan serta bentuk “pear-shape” 7 dari Bumi.

Metode LLR (Lunar Laser Ranging) yang berbasiskan pada pengukuran jarak ke Bulan dengan menggunakan sinar laser, mulai berkembang sejak tahun 1969, yaitu sejak ditempatkannya sekelompok reflektor laser di permukaan Bulan oleh misi Apollo 11. Metode yang prinsipnya sama dengan metode SLR (Satellite Laser Ranging) ini, masih digunakan sampai saat ini. Sedangkan metode VLBI (Very Long Baseline Interferometry) yang berbasiskan pada pengamatan gelombang radio yang dipancarkan oleh kuasar pada dua lokasi pengamatan yang berjarak jauh, mulai umum digunakan sejak tahun 1965 dan sampai saat sekarang ini masih dimanfaatkan untuk aplikasi-aplikasi geodetik berketelitian tinggi.

Sistem satelit altimetri yang berbasiskan pada pengukuran jarak muka laut dari satelit dengan menggunakan gelombang radar mulai berkembang pada tahun 1973, dengan diluncurkannya satelit Skylab yang merupakan satelit pertama yang membawa sensor radar altimeter.Sistem satelit altimetri ini terus dimanfaatkan sampai saat ini dengan menggunakan misi-misi satelit terbaru seperti Topex/Poseidon dan Jason, terutama untuk mempelajari karakteristik dan dinamika lautan dan interaksinya dengan fenomena-fenomena atmosfir.

Dalam konteks sistem satelit navigasi, sistem TRANSIT (Doppler) adalah sistem satelit navigasi yang pertama dibangun.Sistem ini didesain pada tahun 1958, dan dinyatakan operasional pada tahun 1964 (untuk pihak militer) dan 1967 (untuk pihak sipil).Pada saat ini sistem satelit ini praktis sudah tidak digunakan lagi, tergantikan oleh sistem-sistem GPS dan GLONASS [Abidin, 2000]. Kalau diringkaskan maka sistem-sistem yang masih banyak dimanfaatkan dalam bidang geodesi satelit saat ini adalah sistem-sistem SLR, LLR, VLBI, satelit altimetri dan satelit navigasi GPS dan GLONASS, InSAR, Satelit Gravimetrik (GOCE, GRACE) dan nanti akan muncul Satelit Galileo.

Pemanfaatan sistem pengamatan geodesi satelit pada saat ini sangat luas spektrumnya. Spektrum aplikasinya mencakup skala lokal sampai global, dari masalah-masalah teoritis sampai aplikatif, dan juga mencakup matra darat,laut, udara, dan luar angkasa. Contoh beberapa aplikasi geodesi satelit diantaranya untuk bidang aplikasi geodesi global (penentuan parameter-parameter orientasi Bumi,penentuan model dari Bumi, termasuk dimensi dari ellipsoid referensi nya,penentuan model medan gaya berat Bumi, termasuk geoid globalnya,studi-studi geodinamika,pengadaan kerangka referensi global, dan Unifikasi datum-datum geodesi (termasuk datum regional, datum nasional, dan datum lokal)), studi geodinamika (pengadaan jaringan pemantau untuk mempelajari pergerakan lempeng (plate/crustal motions) ataupun sistem sesar (fault system),penentuan parameter-parameter pergerakan kutub (polar motion) dan rotasi bumi (earth rotation), dan penentuan parameter-parameter dari pasang surut bumi), penentuan titik kontrol geodesi (pengadaan kerangka dasar titik-titik kontrol (nasional maupun lokal), pembangunan jaringan titik kontrol 3-D yang homogen,analisa dan peningkatan kualitas dari kerangka titik kontrol terestris yang ada,pengkoneksian kerangka geodetik antar pulau, dan densifikasi dan ekstensifikasi dari jaringan titik kontrol), navigasi dan geodesi kelautan (navigasi dan penjejakan (tracking), baik untuk wahana darat, laut, udara, maupun angkasa,penentuan posisi untuk keperluan survei pemetaan laut (hidrografi, oseanografi, geologi kelautan, geofisika kelautan, eksplorasi, eksploitasi,pengkoneksian antar stasion pasut (unifikasi datum tinggi),penentuan SST (Sea Surface Topography), dan penentuan pola arus dan gelombang).

Sumber : http://gd.itb.ac.id

> Earthquake Geodesy
Pada awal tahun 90-an, mulai dikenal istilah “Earthquake Geodesy”, yang dapat dipaparkan secara umum sebagai kontribusi data geodetik dalam bidang kajian gempa bumi. Interdisiplin ilmu bagi bidang seismologi ini dirasakan pengaruhnya cukup positif dalam upaya untuk lebih memahami mekanisme dari fenomena kejadian gempa bumi.Data geodetik (contoh data GPS dan InSAR) dapat mendokumentasikan kejadian-kejadian deformasi dalam sebuah aktifitas gempa bumi seperti tahapan akumulasi deformasi sebelum terjadi gempa bumi (interseismic deformation), tahapan terjadinya ketidakmampuan kerak bumi dalam merespon akumulasi energi deformasi kemudian menghasilkan gempa bumi (co-seimic deformation), tahapan deformasi ketika release energy pasca gempa bumi (post-seismic) dan tahapan lainnya.Hasil dokumentasi yang diberikan data geodetik tersebut telah memberikan kontribusi yang besar bagi pemahaman secara fisik dari kejadian alam yang berkaitan dengan masalah gempa bumi tersebut (Hudnut, 1994).

> Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG adalah sebuah sistem yang berkaitan dengan manajemen data spasial dan data-data atributnya. Yang bekerja dengan menggunakan komputer yang melingkupi kegiatan penggabungan data, penyimpanan data, editing, analisis, dan visualisasi data dan informasi spasial. Atau dengan kata lain SIG ini merupakan smart map, karena ia bisa menjadi alat yang efektif untuk melakukan berbagai macam query yang interaktif (pengguna bisa memilih dan mencari data sendiri dengan bebas), analisis data dan pengeditan data.

SIG bisa dipakai dalam berbagai macam kehidupan dan aktivitas, mulai dari LSM-LSM yang mengurusi masalah lingkungan, dan sosial, keperluan komersial, minyak dan gas, barang tambang lainnya, sekolah, institusi pendidikan, sampai pada urusan politik bisa dibantu dengan menggunakan SIG ini. Produk lainnya yang sedang berkembang adalah Google Earth, 3-D building dengan LIDAR, dll.

>Kerekayasaan Perairan
Dewasa ini banyak sekali pekerjaan di laut, misalnya pengeboran lepas pantai, peletakan pipa dan kabel bawah laut, aktivitas penangkapan ikan, Early warning system untuk keperluan mitigasi bencana alam di laut, dll.Kesemua aktivitas itu tidak bisa lepas dari keilmuan G & G, seperti yang telah dijelaskan di atas.Mulai dari koordinat, 3-D modeling, survey batimetrik, pengoperasian robot bawah laut (ROV), pengukuran sedimentasi muara, sungai, dan danau, pemanfaatan SIG, penggunaan GPS fish finder, dll.

Jadi siapa bilang profesi Geodesi & Geomatika terbatas atau hanya terbatas pada kegiatan pengukuran bidang tanah.Anda semua bisa menyimpulkan sendiri bahwa bidang keilmuan ini adalah bidang keilmuan yang dinamis dan bisa berada di mana saja.Darat, laut dan udara, dari urusan sosial sampai politik, mitigasi bencana sampai pada urusan komersial.Kerekayasaan sampai urusan migas dan barang tambang.Satu hal yang pasti G & G tidak bisa dilepaskan dari koordinat/informasi spasial.Dari sinilah bisa diturunkan banyak sekali profesi-profesi yang memang sangat bermanfaat dan memperkaya peradaban manusia.
https://sites.google.com/site/pramukabrajasakti/survey-dan-pemetaan-1