KEJAHATAN ALAM
Problem tentang adanya kejahatan
alam tak dapat ditafsirkan seluruhnya dengan mengatakan, bahwa kejahatan itu
dapat memberikan hikmah kepada manusia kepada manusia yang tertimpa, akan
tetapi tafsiran semacam itu baru memberikan sedikit cahaya untuk memecahkan
soal itu.
Kita masih merasa bahwa kita belum
dapat menafsirkan mengapa ada orang yang bernasib selalu baik tetapi kita dapat
mengatakan, bahwa kita tak dapat mengatakan bahwa dunia yang tak mengandung
kesengsaraan itu sama sekali merupakan dunia yang lebih baik.
Kita mendapat kesan seakan-akan
maksud Tuhan dalam mendirikan dunia ini dan mengembangkan watak manusia
didalamnya bukan hanya kebahagian manusia akan tetapi suatu hal yang lebih
dalam.
Dalam mengatakan hal tersebut kita tidak
bermaksud untuk mengatakan bahwa kesengsaraan itu baik dan oleh sebab itu harus
kita anggap sepi saja. Tidak ! kesengsaraan itu suatu kejahatan, akan tetapi
kesengsaraan itu dapat kita hadapi dan kita musnahkan.
Kita menghadapi kesengsaraan di
dunia ini dengan mengingat bahwa dunia itu akan diikuti oleh suatu hidup yang
abadi, walaupun didunia ini mungkin banyak orang yang menderita akan tetapi
pada kehidupan yang akan datang semua orang akan memperoleh nasib keadilan
Tuhan.
Tuhan itu ada dan bersifat adil.
Keadilan tak dapat terlaksana dengan sempurna dalam dunia ini. Oleh sebab itu,
Tuhan yang adil itu akan memberi keadilan yang sempurna dalam kehidupan yang
akan datang.
Begitulah kesimpulan dari pada
soal-soal yang mengenai tentang adanya kejahatan dalam dunia ini. Memang sukar
untuk mengatasi rasa-rasa gelisah kemanusiaan terhadap problem ini, akan tetapi
kegelisahan itu merupakan keadaan yang lebih baik daripada keadaan kemanusiaan
yang tidak merasakan kegelisahan itu dan tak dapat menggambarkan adanya problem
ini.
Dalam Al-Qur’an (Q.S 2:155)
disebutkan :
“dan
sesungguhnya kami akan beri kamu percobaan dengan sebahagian daripada ketakutan
dan kelaparan dan kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan; dan berilah kabar
yang menyenangkan kepada mereka yang sabar yang apabila mereka menderita
kesusahan, mereka berkata: ‘sesungguhnya kami ini milik Tuhan dan sesungguhnya
kepada-Nya-lah kami akan kembali,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar